Siapa pun yang telah melangsungkan pernikahan, tentunya menginginkan
terbentuknya rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rohmah. Apalagi bagi
para aktivis da’wah, dimana pernikahannya tanpa diawali dengan pacaran
(karena dalam Islam memang tidak ada konsep pacaran). Yang ada hanyalah
pacaran setelah menikah. Hal ini sangat sesuai dengan surat Al Isra ayat
32 yang artinya “ Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh
suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”.
Mungkin ada sebagian orang yang bertanya, bahkan ketika saya mengisi
seminar atau pun ceramah-ceramah keputrian di kampus, sering pertannyaan
ini muncul, bagaimana mungkin Mbak, cinta bisa tumbuh tanpa kita
mengenalnya terlebih dahulu, lalu bagaimana kita bisa tahu karakter
pasangan hidup kita, kalau tidak pacaran lebih dahulu?. Saya pun
berusaha menjawabnya sebijak mungkin tanpa harus menggurui. Saya
jelaskan, bahwa memang sudah fithrah bahwa pria dan wanita diberikan
rasa saling suka, simpati, rasa ketertarikan. Namun mampukah kita
menjaga semua perasaan-perasaan itu, sesuai dengan jalan yang diridhoi
Allah SWT? Apalagi sebagai orang beriman, kita harus yakin akan
janji-janji Allah yang pasti benar. Seperti di dalam surat An-Nur ayat
26 yang menyebutkan bahwa “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki
yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji pula,
sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan
laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula. Mereka itu
bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan
rezeki yang mulia (surga). Haruskah kita ragu dengan janji-janji Allah
SWT? Ya semua berpulang pada keimanan kita masing-masing dalam meyakini
janji tersebut. Kita harus yakin, bahwa Allah akan memberikan jodoh yang
sekufu untuk kita, karena pasangan hidup kita adalah refleksi dari diri
kita.
Lalu bagaimanakah kiat-kiat menjaga keharmonisan rumah tangga kita
agar tetap sakinah mawaddah wa rohmah hingga kematianlah yang memisahkan
kita dengan pasangan hidup kita sebagai berikut :
1.Berbagi visi dan cita-cita
Dalam menentukan pasangan hidup, tentunya di awal pernikahan kita
harus benar-benar meluruskan niat kita. Apalagi bagi seseorang yang
sudah memilih da’wah sebagai jalan hidupnya, maka selayaknya juga
berharap pasangan hidupnya adalah seseorang yang juga memahami tentang
makna da’wah itu sendiri. Dengan kata lain sefikrolah (satu visi dan
misi, satu pemikiran). Agar nantinya lebih mudah dalam berkomunikasi dan
menentukan arah dan langkah hidup selanjutnya. Tidak bisa dibayangkan,
jika suami aktif da’wah mendapatkan seorang isteri yang tidak paham
makna da’wah, atau sebaliknya, seorang isteri yang aktif da’wah
mendapatkan pasangan hidup yang kurang memahami makna da’wah itu
sendiri. Jika hal ini terjadi, tentunya akan sulit terbentuknya rumah
tangga yang sakinah mawaddah wa rohmah.
2.Saling percaya
Ini juga merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki para
pasangan hidup. Kita harus bisa menjaga kepercayaan yang diberikan
pasangan hidup kita. Jangan sekali pun mengkhianati perasaan pasangan
kita. Jagalah kepercayaan ini dengan baik. Baik kita maupun pasangan
hidup kita hendaknya berjalan lurus sesuai tuntunan agama, maka yang
akan tumbuh adalah rasa saling percaya.
3.Saling menghargai
Dalam hal ini kita bisa mencontoh Rasulullah SAW yang begitu lembut
dan menghargai para isteri beliau. Sampai-sampai, pada suatu hari
Rasulullah SAW pulang larut malam dan tak dapat membuka pintu karena
isteri Beliau tertidur di depannya,maka Rasulullah SAW memutuskan tidur
di luar rumah, subhanallah.
4.Mudah memaafkan
Dalam hidup ini, tentu saja tak ada gading yang tak retak, maka jika
salah satu diantara pasangan hidup kita berbuat salah, maka MAAFKANKAH,
dan selesaikan semua persoalan sebelum pergi tidur.
5.Keterbukaan
Rumah tangga yang baik, sebaiknya menganut sistem manajemen
keterbukaan. Jangan pernah ada sedikit rahasiapun diantara kita dengan
pasangan hidup kita. Masalah keuangankah, masalah da’wahkah, masalah
teman-teman fesbukkah, masalah sms-smskah, semua hendaknya kita
ceritakan dengan pasangan hidup kita. Istilahnya tidak ada dusta
diantara kita dan pasangan hidup kita tentunya.
6. Bersahabat dalam suka dan duka
Kebahagiaan suami adalah kebahagian kita, kesedihan suami juga
kesedihan kita demikian sebaliknya. Hendaknya kita selalu bersama dengan
pasangan hidup kita baik suka maupun duka.
7.Menerima kekurangan pasangan hidup
Di dunia ini, tentu saja tidak ada manusia yang sempurna. Apalagi
manusia adalah tempat salah dan lupa. Rasanya kurang bijak, jika
menganggap pasangan hidup kita seperti malaikat yang tak punya dosa.
Yakinlah, di balik kekurangan pasangan hidup kita, pasti Allah SWT
ciptakan berbagai kelebihannya. Jangan pernah sekali-kali membandingkan
pasangan hidup kita dengan pasangan hidup orang lain. Yakinlah, pasangan
hidup yang dipilihkan Allah untuk kita, adalah yang terbaik, Insya
Allah.
8.Bersikap murah hati dalam kemesraan
Biasanya wanita lebih bersifat romantis dibandingkan seorang pria.
Walaupun dari cerita seorang teman akhwat, justru suaminyalah yang lebih
romantis. Tidak masalah, kalau suami kita tidak bisa romantis, ya
kitalah sebagai isteri yang bersikap romantis atau sebaliknya. Jangan
pernah pelit dengan kata-kata lembut, kata-kata sayang, love much, my
honey. Bisa kita lakukan ketika bersms dengan suami kita, bisa juga
dengan pertanyaan-pertanyaan perhatian, Mas, sudah makan belum?, atau
ada yang bisa aku bantu, Mas?. Bisa juga di awal sms atau telepon,
dengan kata-kata, Assalamu’alaikum say, sedang apa di kantor? Atau Abi,
jangan lupa ya bawakan aku oleh-oleh ya, love much…(mengakhiri sms
misalnya). Biasanya dengan kelembutan dan kasih sayang, semua akan
menjadi cair dan akan bertambah rasa cinta dan sayang kita terhadap
pasangan hidup kita.
9.Ciptakan kejutan bagi pasangan
Kadang-kadang kejutan yang kecil pun sangat bermakna bagi pasangan
hidup kita. Misal pulang ceramah, kita belikan semangkok bakso dengan
juice jambu kesukaannya, ataupun sebaliknya, pulang kerja, tiba-tiba
suami kita belikan oleh-oleh martabak kesukaan kita, bisa juga majalah
Ummi atau Tarbawi (terbaru misalnya). Bisa juga ketika suami pulang,
sudah kita masakkan masakan kesukaannya. Dalam Islam memang tidak ada
hari ulang tahun, namun tidak salahnya kita memberikan hadiah untuk
pasangan hidup kita, bisa membelikan sebuah dompet, baju koko, atau
kemeja kesukaannya. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas pemberian
tersebut, agar bertambah rasa syukur kita pada Allah SWT, yang telah
menganugerahkan pasangan hidup untuk kita.
10.Ciptakan bulan madu kedua
Sesekali, ajaklah pasangan hidup kita, untuk berduaan saja tanpa
anak-anak, untuk menikmati saat-saat indah berdua saja. Bisa makan
berdua di luar rumah, dengan suasana romantis. Tidak perlu yang mahal
kok, yang penting nilai kebersamaannya. Lalu bicaralah dari hati ke
hati, jadilah pendengar yang baik, sampai pasangan kita menyelesaikan
pembicaraannya Tataplah mata pasangan hidup kita dengan penuh cinta dan
kasih sayang. Subhanallah, indah sekali, jika semua pasangan hidup bisa
melakukan hal ini, rasanya tidak ada masalah yang tidak dapat dipecahkan
di dunia ini. Yakinlah, Insya Allah setelah acara ini, irama hidup
pasti berubah !.
11.Jangan sepelekan janji
Bila sudah berjanji dengan pasangan hidup kita, usahakanlah untuk
menepatinya, biarpun untuk hal-hal yang kecil atau sepele. Seperti
menjemput dari ceramah, atau mengantarkan ke dokter, misalnya. Tapi
sebagai seorang isteri, kita pun harus menyadari tugas dan amanah da’wah
yang diemban suami. Misalnya, sudah berjanji akan menjemput kita, namun
tiba-tiba ada amanah da’wah yang jauh lebih penting, maka kita pun
harus ikhlas untuk tidak dijemput.Hal ini bukan berarti pasangan hidup
kita ingkar janji. Ya semua akan terasa indah manakala kita dapat
memahami setiap pasangan hidup kita.